Sepatu Dahlan
Hidup bagi orang miskin harus dijalani apa adanya demikian kalimat yang ditulis oleh Dahlan Iskan dalam buku yang berjudul “Sepatu Dahlan” yang terinspirasi dari kisah hidupnya.
Dahlan Iskan lahir dari keluarga petani miskin. Ayahnya mengerjakan sawah milik orang lain dan terkadang menjadi tukang kayu. Perabotan rumah tangga yang mereka miliki hanya berupa lemari kayu buatan ayahnya sendiri. Mereka makan dan minum hanya beralaskan tikar.
Saat kecil Dahlan hanya memiliki satu celana pendek, satu baju dan satu kain sarung. Kain sarung ini kemudian ia manfaatkan untuk berbagai hal yaitu menjadi alat ibadah, mencari rejeki, selimut, dan bahkan mengganjal perutnya yang lapar. Jika ia harus mencuci baju satu-satunya, sarung ini kemudian ia fungsikan sebagai penutup tubuhnya. Demikian juga saat harus mencuci celananya. Di lain kesempatan jika ia sedang mengumpulkan sisa-sisa panen kedelai orang kaya, sarungnya di fungsikan sebagai karung.
Pada saat tampil di Kick Andy dan diminta unutk memperagakan kegunaan sarungnya saat itu oleh Andy F. Noya, tanpa sungkan ia langsung memperagakannya. Dan penonton yang hadir di studion pun di buat tertawa terbahak-bahak.
Dengan keadaaan ekonomi yang serba pas-pasan. Dahlan kecil hanya mempunyai cita-cita memiliki sepatu. Karena setiap harinya, ia harus berjalan tanpa alas kaki sejauh 6 km untuk sampai sekolah. Dahlan akhirnya memiliki sepatu saat duduk di bangku kelas 3 Aliyah namun itu pun hanya sepatu kets bekas yang ujungnya sudah bolong.
Lulus SMA, Dahlan menyusul kakaknya di Samarinda untuk bisa kuliah. Di kota inilah ia kemudian berkenalan dengan dunia jurnalistik yang kemudian membawa menjadi raja media di Jawa Timur. Dengan kerja keras dan semangat pantang menyerah. Dahlan membuktikan bahwa siapa pun bisa sukses asal mau berusaha.
Siapa yang menyangka bahwa seorang anak kampung dari Magetan, Jawa Timur yang berasal dari keluarga petani miskin itu kini menjadi orang nomer satu di BUMN. Sejak dilantik menjadi Menteri BUMN pada 19 Oktober 2011. Dahlan Iskan yang sempat menjabat sebagai Direktu Utama PLN terus membuat gebrakan-gebrakan yang memancing perhatian publik. Banyak yang memujinya namun ada juga yang menilainya terlalu berlebihan alias “lebay”.
Di Kick Andy, Andy F. Noya mempertanyakan tindakan-tindakannya yang kontroversial seperti mengamuk di pintu tol, ikut berjualan kartu tol di jalanan, makan di warung-warung kecil pinggir jalan, naik ojek, tidur di rumah petani dan bahkan menolak mobil dinas. Untuk pertanyaan terakhir dengan berkelakar, Dahlan menjawab, “saya menolak mobil dinas, karena mobil pribadi saya lebih bagus”.
Satu hal yang menjadi ciri khas seorang Dahlan Iskan. Kemana pun ia pergi, ia selalu setia dengan sepatu ketsnya.
0 komentar:
Posting Komentar